Aku tak suka selalu saja
Kau sebut-sebut namanya saat kita bicara
Aku tak ingin, tak ingin mendengarnya
Kau bawa-bawa namanya saat berdua denganku
Maafkan aku membuatmu tak suka
Karena aku tlah denganmu
Bukan maksudku membuatmu berfikir
Apakah aku pelarianmu saja
Tak akan lagi, takkan terulang lagi ooh
Membawa-bawa namanya saat berdua denganmu
Maafkan aku membuatmu tak suka
Karena aku tlah denganmu
Bukan maksudku membuatmu berfikir
Apakah aku pelarianmu saja
Maafkan aku bila kau tak suka
Maafkan aku membuatmu tak suka, aku tlah denganmu
Bukan maksudku bukan maksudku membuatmu berfikir
Apakah aku pelarianmu saja
Lirik lagu Ari Lasso ft. Ariel Tatum Karena Aku T'lah Denganmu
Diposting oleh
Addenda_Rosse
di
17.53
Kamis, 10 November 2011
Bumi adalah Jupiter yang Gagal
Diposting oleh
Addenda_Rosse
di
22.34
Rabu, 26 Oktober 2011
Planet-planet batuan, termasuk Bumi, sejatinya merupakan planet gas raksasa seperti Jupiter yang gagal terbentuk. Ini berdasarkan teori pembentukan planet terbaru yang diungkapkan oleh Sergei Nayakshin, astronom University of Leicester, seperti diberitakan Space.com.
Teori pembentukan planet yang umumnya dipercaya saat ini adalah akresi inti. Mulanya, ada piringan gas raksasa di sekitar bintang yang baru lahir.

Partikel debu pada piringan itu bergabung membentuk objek yang lebih besar disebut planetesimal yang kemudian membentuk struktur yang lebih besar.
Akibat proses itu, massa yang terbentuk pun lebih besar. Pada satu massa tertentu, disebut massa kritis, gravitasi akan menarik massa gas dari piringan yang terdapat di sekitar gumpalan tersebut.
Demikianlah, planet batuan kemudian terbentuk dari proses yang panjang dan rumit tersebut.
Teori baru yang diajukan Nayakshin disebut tidal downsizing. Berdasarkan teori ini, gumpalan gas pada awalnya terbentuk di zona yang jauh dari tempat planet umumnya ditemukan sejauh ini.
Dalam prosesnya, gumpalan gas mendingin dan menyusut menjadi planet yang masih tergolong massif, sekitar 10 kali ukuran Jupiter.
Selama penyusutan berlangsung, partikel debu yang terdapat dalam piringan gas bergabung menjadi lebih besar dan kemudian "jatuh" ke bagian tengah gumpalan gas, membentuk padatan yang solid di sana.
Di sinilah akhirnya terbentuk planet batuan primitif dengan pembungkus gumpalan gas di luarnya.
Peristiwa selanjutnya, piringan gas membawa planet primitif ini mendekati bintangnya. Gas pembungkus planet primitif ini kemudian "dimakan" oleh bintang induknya.
Bagian yang "selamat" hanya inti berwujud padat dan sebagian gas, terselamatkan karena massa jenisnya yang tergolong besar.
Proses perampasan gas pembungkus inilah yang kemudian membentuk planet Super Earth atau planet batuan seperti Bumi.
Dengan kata lain, Super Earth dan planet batuan pada dasarnya adalah planet gas yang tak memiliki kesempatan untuk tumbuh dewasa karena mekanisme di semesta serta "kejahatan" sang bintang.
Nayakshin menguraikan teori baru pembentukan planet ini di Monthly Notice jurnal Royal Astronomical Society yang terbit Agustus lalu.
Ia mengakui, sebagai sebuah teori baru, masih banyak kelemahan yang harus ditutupi dan masih harus diuji. Ia berharap para ilmuwan berkenan mengkaji lebih lanjut teori yang dipaparkannya.
Menanggapi teori Nayakhsin, Aaron Boley dari University of Florida yang melakukan penelitian tentang pembentukan planet gas raksasa mengatakan bahwa proses tidal disruption memungkinkan kehidupan berevolusi pada sistem bintang yang lebih bervariasi.
"Ini cara lain alam menciptakan planet," kata Boley. Makin banyak planet, makin besar potensi kehidupan.
Nayakhsin sendiri mengatakan, model akresi inti dan tidal disruption memiliki langkah-langkah fisik yang sama tetapi proporsinya berbeda.
"Dalam hal ini, model finalnya mungkin adalah gabungan," katanya. Ia juga menbambahkan bahwa planet batuan yang terbentuk pada proses tidal disruption mungkin berukuran "nol sampai 10 massa Bumi."
Teori pembentukan planet yang umumnya dipercaya saat ini adalah akresi inti. Mulanya, ada piringan gas raksasa di sekitar bintang yang baru lahir.

Partikel debu pada piringan itu bergabung membentuk objek yang lebih besar disebut planetesimal yang kemudian membentuk struktur yang lebih besar.
Akibat proses itu, massa yang terbentuk pun lebih besar. Pada satu massa tertentu, disebut massa kritis, gravitasi akan menarik massa gas dari piringan yang terdapat di sekitar gumpalan tersebut.
Demikianlah, planet batuan kemudian terbentuk dari proses yang panjang dan rumit tersebut.
Teori baru yang diajukan Nayakshin disebut tidal downsizing. Berdasarkan teori ini, gumpalan gas pada awalnya terbentuk di zona yang jauh dari tempat planet umumnya ditemukan sejauh ini.
Dalam prosesnya, gumpalan gas mendingin dan menyusut menjadi planet yang masih tergolong massif, sekitar 10 kali ukuran Jupiter.
Selama penyusutan berlangsung, partikel debu yang terdapat dalam piringan gas bergabung menjadi lebih besar dan kemudian "jatuh" ke bagian tengah gumpalan gas, membentuk padatan yang solid di sana.
Di sinilah akhirnya terbentuk planet batuan primitif dengan pembungkus gumpalan gas di luarnya.
Peristiwa selanjutnya, piringan gas membawa planet primitif ini mendekati bintangnya. Gas pembungkus planet primitif ini kemudian "dimakan" oleh bintang induknya.
Bagian yang "selamat" hanya inti berwujud padat dan sebagian gas, terselamatkan karena massa jenisnya yang tergolong besar.
Proses perampasan gas pembungkus inilah yang kemudian membentuk planet Super Earth atau planet batuan seperti Bumi.
Dengan kata lain, Super Earth dan planet batuan pada dasarnya adalah planet gas yang tak memiliki kesempatan untuk tumbuh dewasa karena mekanisme di semesta serta "kejahatan" sang bintang.
Nayakshin menguraikan teori baru pembentukan planet ini di Monthly Notice jurnal Royal Astronomical Society yang terbit Agustus lalu.
Ia mengakui, sebagai sebuah teori baru, masih banyak kelemahan yang harus ditutupi dan masih harus diuji. Ia berharap para ilmuwan berkenan mengkaji lebih lanjut teori yang dipaparkannya.
Menanggapi teori Nayakhsin, Aaron Boley dari University of Florida yang melakukan penelitian tentang pembentukan planet gas raksasa mengatakan bahwa proses tidal disruption memungkinkan kehidupan berevolusi pada sistem bintang yang lebih bervariasi.
"Ini cara lain alam menciptakan planet," kata Boley. Makin banyak planet, makin besar potensi kehidupan.
Nayakhsin sendiri mengatakan, model akresi inti dan tidal disruption memiliki langkah-langkah fisik yang sama tetapi proporsinya berbeda.
"Dalam hal ini, model finalnya mungkin adalah gabungan," katanya. Ia juga menbambahkan bahwa planet batuan yang terbentuk pada proses tidal disruption mungkin berukuran "nol sampai 10 massa Bumi."
Tertangkap Kamera, Nebula Belalai Gajah yang Indah dan Menawan
Diposting oleh
Addenda_Rosse
di
22.33
Menyerupai bentuk makhluk yang sedang dikejar aliran api, Nebula Belalai Gajah merupakan salah satu nebula yang bisa dilihat dengan mata telanjang.
Nebula ini bisa dilihat dengan mata telanjang dengan kondisi langit malam yang benar-benar gelap. Nebula ini terletak di rasi bintang Cepheus (raja) yang jaraknya sejauh 2.400 tahun cahaya.

Gambar ini diambil Bob dan Janice Fera antara 23-26 Juli 2011 dari Eagle Ridge Observatory, Foresthill, California. Sebuah nebula merupakan awan gas dan debu di luar angkasa.
Beberapa nebula merupakan daerah tempat bintang baru terbentuk, sementara lainnya merupakan sisa-sisa bintang sekarat atau mati.
Nebula ini merupakan nebula emisi yang artinya, nebula ini memiliki awal gas ionisasi yang memancarkan cahaya dengan beragam warna, biasanya melalui foton berenergi tinggi.
Ilmuwan yakin awan nebula ini merupakan situs formasi bintang dengan bintang muda yang menyatu dari lubang kecil di kepala titiknya seperti dimuat Science.
Nebula ini bisa dilihat dengan mata telanjang dengan kondisi langit malam yang benar-benar gelap. Nebula ini terletak di rasi bintang Cepheus (raja) yang jaraknya sejauh 2.400 tahun cahaya.

Gambar ini diambil Bob dan Janice Fera antara 23-26 Juli 2011 dari Eagle Ridge Observatory, Foresthill, California. Sebuah nebula merupakan awan gas dan debu di luar angkasa.
Beberapa nebula merupakan daerah tempat bintang baru terbentuk, sementara lainnya merupakan sisa-sisa bintang sekarat atau mati.
Nebula ini merupakan nebula emisi yang artinya, nebula ini memiliki awal gas ionisasi yang memancarkan cahaya dengan beragam warna, biasanya melalui foton berenergi tinggi.
Ilmuwan yakin awan nebula ini merupakan situs formasi bintang dengan bintang muda yang menyatu dari lubang kecil di kepala titiknya seperti dimuat Science.
Kepler-16b, Planet Unik yang Memiliki Dua Matahari
Diposting oleh
Addenda_Rosse
di
22.33
Masih ingat gambaran planet Tatooine, rumah Luke Skywalker dalam film Star Wars yang memiliki dua matahari? Planet seperti itu ternyata benar-benar ada di alam semesta.
Para ahli astronomi AS mengumumkan penemuan planet dengan dua matahari tersebut dalam jurnal ilmiah Science terbaru.

Planet yang diberi nama Kepler-16b itu berukuran hampir sama dengan planet Saturnus di Tata Surya kita, dan terletak sekitar 200 tahun cahaya dari Bumi.
Planet ini terletak pada jarak sekitar 105 juta kilometer dari dua bintang induknya, dan memiliki periode orbit 229 hari.
Planet tersebut ditemukan menggunakan teleskop angkasa Kepler, yang memantau tak kurang 155.000 bintang. "Penemuan ini sangat mengejutkan.
Sekali lagi, sesuatu yang dulu hanya ada di kisah sains-fiksi, kini menjadi kenyataan," ungkap Alan Boss dari Carnegie Institution for Science Department of Terrestrial Magnetism, salah satu astronom yang menulis artikel ilmiah tersebut.
Studi yang menemukan Kepler-16b ini dipimpin oleh astronom Laurance Doyle dari lembaga Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) Institute yang bermarkas di California, AS.
Sebelumnya, para astronom dari seluruh dunia sudah melihat beberapa planet yang mereka yakini mengorbit dua bintang sekaligus. Akan tetapi, mereka belum pernah melihat planet-planet tersebut melintas langsung di depan dua mataharinya, sehingga penemuan ini menjadi bukti pertama adanya planet dengan dua matahari.
"Kepler-16b adalah contoh pertama dan tak diragukan lagi dari sebuah planet sirkumbinari, yakni planet yang mengorbit dua bintang sekaligus. Sekali lagi ini membuktikan bahwa Tata Surya kita hanyalah satu bentuk variasi sistem planet yang bisa diwujudkan oleh alam." Ungkap Josh Carter dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, yang juga turut terlibat dalam penemuan ini.
Jika ada makhluk yang mendiami planet tersebut, mereka bisa menikmati saat-saat senja dengan dua matahari yang terbenam, seperti dialami Luke Skywalker dalam Star Wars.
Namun, kemungkinan adanya makhluk hidup mirip manusia di planet ini sangat kecil, mengingat suhu permukaannya sangat rendah, yakni berkisar antara minus 73 sampai minus 101 derajat Celsius.
Suhu rendah ini dimungkinkan karena meski memiliki dua matahari, ukuran kedua bintang induk tersebut jauh lebih kecil dibanding Matahari kita dan memancarkan energi yang lebih kecil.
Massa salah satu bintang tersebut hanya seperlima dari massa Matahari, dan bintang kedua hanya memiliki 69 persen massa Matahari.
Selain dikelilingi oleh planet Kepler-16b ini, dua bintang tersebut saling mengorbit satu sama lain dalam sebuah "dansa angkasa" dengan periode orbit 41 hari.
Para ahli astronomi AS mengumumkan penemuan planet dengan dua matahari tersebut dalam jurnal ilmiah Science terbaru.

Planet yang diberi nama Kepler-16b itu berukuran hampir sama dengan planet Saturnus di Tata Surya kita, dan terletak sekitar 200 tahun cahaya dari Bumi.
Planet ini terletak pada jarak sekitar 105 juta kilometer dari dua bintang induknya, dan memiliki periode orbit 229 hari.
Planet tersebut ditemukan menggunakan teleskop angkasa Kepler, yang memantau tak kurang 155.000 bintang. "Penemuan ini sangat mengejutkan.
Sekali lagi, sesuatu yang dulu hanya ada di kisah sains-fiksi, kini menjadi kenyataan," ungkap Alan Boss dari Carnegie Institution for Science Department of Terrestrial Magnetism, salah satu astronom yang menulis artikel ilmiah tersebut.
Studi yang menemukan Kepler-16b ini dipimpin oleh astronom Laurance Doyle dari lembaga Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) Institute yang bermarkas di California, AS.
Sebelumnya, para astronom dari seluruh dunia sudah melihat beberapa planet yang mereka yakini mengorbit dua bintang sekaligus. Akan tetapi, mereka belum pernah melihat planet-planet tersebut melintas langsung di depan dua mataharinya, sehingga penemuan ini menjadi bukti pertama adanya planet dengan dua matahari.
"Kepler-16b adalah contoh pertama dan tak diragukan lagi dari sebuah planet sirkumbinari, yakni planet yang mengorbit dua bintang sekaligus. Sekali lagi ini membuktikan bahwa Tata Surya kita hanyalah satu bentuk variasi sistem planet yang bisa diwujudkan oleh alam." Ungkap Josh Carter dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, yang juga turut terlibat dalam penemuan ini.
Jika ada makhluk yang mendiami planet tersebut, mereka bisa menikmati saat-saat senja dengan dua matahari yang terbenam, seperti dialami Luke Skywalker dalam Star Wars.
Namun, kemungkinan adanya makhluk hidup mirip manusia di planet ini sangat kecil, mengingat suhu permukaannya sangat rendah, yakni berkisar antara minus 73 sampai minus 101 derajat Celsius.
Suhu rendah ini dimungkinkan karena meski memiliki dua matahari, ukuran kedua bintang induk tersebut jauh lebih kecil dibanding Matahari kita dan memancarkan energi yang lebih kecil.
Massa salah satu bintang tersebut hanya seperlima dari massa Matahari, dan bintang kedua hanya memiliki 69 persen massa Matahari.
Selain dikelilingi oleh planet Kepler-16b ini, dua bintang tersebut saling mengorbit satu sama lain dalam sebuah "dansa angkasa" dengan periode orbit 41 hari.
Langganan:
Komentar (Atom)
About This Blog
Ini Blog berisi tentang kehidupan di dunia... banyak hal-hal yang tidak kita ketahui... setelah membaca artikel d Blog ini kita akan mengetahui apa yang tidak kita ketahui... ^_^
SELAMAT MEMBACA... semoga bermanfaat ^___^
SELAMAT MEMBACA... semoga bermanfaat ^___^
My_Banner

Apakah tujuan kita hidup??
Clock
Total Pageviews
Popular Posts
-
Aku tak suka selalu saja Kau sebut-sebut namanya saat kita bicara Aku tak ingin, tak ingin mendengarnya Kau bawa-bawa namanya saat berdua...
-
Demi membahagiakan sang kekasih, apapun akan dilakukan semampu yang kita bisa. Hal tersebut pun dilakukan oleh Vladislav Doronin (49), seor...
-
Kisah soal mendiang pendiri Apple masih asik diperbincangkan. Maklum, Almarhum benar-benar inspirator bagi banyak orang. Walhasil, buku bi...
-
7 Maksud Tersembunyi di Balik Kebiasaan Manis Kucing Anda 1. Mengeong Suara kucing ini sangat khas saat dia ingin bermain, saat dia l...
-
Mungkin Saja Manusia Bisa Tinggal di Bintang Associate Professor for Astronomy and Astrophysics Pennsylvania State University, Kevin Luhma...
-
Love U all DOUBLE itulah kami.... bintang yang terdiri dari 20 cahaya kini menjadi 19 cahaya... 1 cahaya redup tetapi tetap bersinar di h...
-
Kehidupan berjalan begitu cepat, setiap hari kita selalu dipaksa untuk bekerja dan bekerja. Disibukkan dengan aktifitas yang terus menerus ...
-
Jembatan dibuat untuk menghubungkan dua dataran yang terpisah. Walau mayoritas merupakan olah tangan manusia, ada kalanya alam turut campur...
-
Berapa Kapasitas Maksimal Penduduk Bumi? Thomas Malthus, filsuf abad ke...
-
Sebagian besar orang tentu lebih memilih menghindar ketika terancam oleh letusan gunung vulkanik yang menghasilkan lava panas hingga 1,000C...
Lencana Facebook
Pengikut
About Me
Music


Free Music at divine-music.info
Diberdayakan oleh Blogger.
Our Blogger Templates Web Design
This is My Blog and all of information in here...
Globe Visitor
CaLender
Blog Archive
Open Chatting
dora...

suratCINTA